Ketika Allah memerintahkan kita untuk
memperhatikan burung-burung yang terbang di angkasa (QS 67:19), pastilah
banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kemampuan terbang bangsa burung
ini. Di antaranya adalah kebiasaan burung-burung yang mampu terbang
jauh sekali, mereka adalah dari berbagai jenis burung seperti angsa
liar, burung pelikan dan burung yang disebut arctic tern
(Sterna paraiseae) . Yang terakhir ini mampu terbang dari kutub utara di
musim panas dan kembali ke kutub selatan dengan menempuh jarak pergi
pulang sekitar 30,000 – 40,000 km atau sekitar 2-2.5 kali Jakarta –
Jeddah pergi pulang.
Bagaimana bangsa burung bisa melakukan
perjalanan yang luar biasa ini?, ternyata mereka hanya bisa melakukannya
bila ‘berjamaah’ dalam jumlah besar. Ketika mereka terbang bersama
dalam jumlah besar , mereka bisa membentuk formasi V dengan sempurna.
Begitu burung-burung yang di depan (yang di ujung lancip huruf V)
mengepakkan sayap-sayap mereka, kepakan-kepakan ini menimbulkan daya
angkat bagi burung-burung yang ada di belakangnya – begitu seterusnya.
Bila ada salah satu burung yang terpencar
dari formasi V , dia segera sadar bahwa terbang sendirian sangatlah
berat sehingga mereka segera kembali ke formasi rombongan-nya – konon
yang terbang di formasi V bisa 70% lebih efisien ketimbang yang terbang
tidak beraturan atau terbang sendiri-sendiri.
Bila ada salah satu burung yang jatuh
karena sakit, kelelahan atau mengalami kecelakaan, dua burung lain akan
menyertainya. Dua burung ini memberikan penjagaan dan pendampingan,
sampai yang jatuh tersebut bisa terbang lagi atau mati. Setelah itu baru
mereka akan mengejar rombongannya kembali.
Ada setidaknya empat pelajaran yang bisa kita ambil dari terbangnya burung-burung yang bermigrasi secara berkelompok tersebut.
Pertama adalah individu-individu yang mempunyai kesamaan visi dan
tujuan, akan lebih ringan dalam pencapaian tujuannya bila mereka
melakukannya secara bersama-sama. Dengan cara ber-‘jamaah’ mereka akan
bisa saling memberikan daya dorong satu sama lain – secara bersama-sama
merekapun saling meringankan beban.
Kedua adalah bila salah satu individu keluar dari jamaah; dia akan
segera merasakan beban berat menghadapi tantangan hidupnya karena
sendirian – dia akan segera kembali dan bergabung dengan jamaahnya.
Ketiga untuk para pemimpin di garis depan, hendaknya mereka sadar
bahwa mereka tidak selamanya mampu bertahan di depan. Dia harus tahu
kapan waktunya untuk mundur dan memberi kesempatan yang masih segar
untuk memimpin perjalanan jamaah-nya.
Keempat adalah bila ada salah satu anggota jamaah yang terkena
musibah, mereka tidak boleh ditinggal sendirian. Harus ada jamaah lain
yang memberi dukungan dan pendampingan sampai yang terkena musibah ini
bisa bangkit kembali.
Sejak keturunan pertama anak manusia di bumi, yaitu anak Nabi Adam
A.S. dan Siti Hawa; Allah sudah memberinya pelajaran dengan mengirimkan
seekor burung. “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak
menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana
dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: “Aduhai
celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini,
lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia
seorang di antara orang-orang yang menyesal” (QS 5:31).
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi umat saat ini, tidak ada
cara lain untuk menghadapinya kecuali dengan berjamaah mengumpulkan
seluruh kekuatan umat yang ada, baik itu di bidang ekonomi, politik,
sosial, pendidikan dlsb. Jangan sampai karena tidak berjamaah kita
menyesal dan berucap : “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu
berjamaah seperti rombongan burung-burung itu…”.
Ber-‘jamaah’ di bidang politik, sosial, pendidikan dlsb. sudah banyak
yang merintisnya, maka kini waktunya pula untuk mulai dirintis jamaah
dalam hal pemenuhan kebutuhan umat – yaitu ber-‘jamaah’ dalam bidang
ekonomi. BeyBus atau Beyond Business adalah
salah satu cikal bakal integrasi bisnis-bisnis yang dimaksudkan untuk
mulai membangun kekuatan ekonomi umat secara bersama-sama, kekuatan
ekonomi umat yang kini masih banyak berserakan harus ada yang mulai
merangkainya untuk bisa terbang bersama dalam suatu formasi untuk
mencapai kemenangan, dengan saling memberi dorongan dan saling
meringankan.
Bangsa burung saja bisa terbang dalam formasi V yang selain indah
juga sangat efisien – lengkap dengan segala aturan dan prosedurnya,
masak manusia yang lebih cerdas tidak bisa melakukannya ?.
Bahwasanya bangsa burung akan tetap menjadi pelajaran bagi umat ini
dari awal sampai akhir jaman, ini Allah sendiri yang memberitahu kita
untuk memperhatikan mereka : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan
burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas
mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS 67:19) Semoga kita
bisa benar-benar mengambil pelajaranNya. Amin. (sumber:http://votreesprit.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar